Robot Unik Ini Bisa Lompat 100 Kali dari Tingginya dan Digunakan di Bulan

 

Sebuah robot yang sangat unik telah dirilis yang dapat melompat lebih dari 100 kali tingginya.


Meski panjangnya 30 sentimeter dan beratnya 30 gram, robot ini bisa melompat sejauh 108 kaki. Para peneliti di University of California, Santa Barbara, yang mengembangkan robot tersebut, percaya bahwa robot itu dapat digunakan setiap hari atau bulan.


Karena gravitasi permukaan bulan yang rendah, robot dapat melakukan perjalanan sekitar 1.640 kaki dan menjelajahi permukaan berbatu lebih cepat daripada penjelajah beroda.


Elliott Hawkes dkk mengembangkan robot dengan tinggi 30 cm dan melengkapi robot dengan rangka pegas serat karbon sebagai sistem penggeraknya.


Menurut Hawkes, ketinggian lompatan maksimum hewan dibatasi oleh apa yang dapat dilakukan ototnya pada satu waktu. Namun, robot baru menggunakan motor kecil untuk memutar pegas dalam beberapa putaran. Lompat hanya jika Anda memiliki banyak energi yang tersimpan.


Sekalipun motornya kecil, sistem persneling dapat digunakan untuk mendorong pegas secara perlahan ke bawah. Energi ini kemudian dilepaskan dengan cepat, mendorong robot ke udara.


Begitu dia mendarat ke samping, dia bisa memperbaiki dirinya sendiri dengan mengencangkan pegas dan bersiap untuk melompat lagi. Menurut Hawkes, robot yang sama bisa mencapai ketinggian 125 meter di bulan dan menempuh jarak sekitar 0,5 kilometer per lompatan, menjadikannya pesawat ruang angkasa yang ideal.


"Bulan adalah tempat yang bagus untuk melompat. Gravitasi adalah seperenam dari Bumi, dan pada dasarnya tidak ada udara," kata Hawkes.


Hambatan udara akan menyebabkan sekitar 25 persen potensi kehilangan ketinggian lompatan di Bumi, tambah peluncuran New Scientist pada 28 April.


"[Robot] dapat melompati tebing yang tidak dapat diakses, melompat ke dasar gua, mengambil sampel dan kembali ke probe," jelas Hawkes.


Namun, tidak jelas berapa biaya untuk mengembangkan robot tersebut dan apakah Hawkes dan timnya memiliki rencana untuk membawa robot tersebut ke pasar.


Selama beberapa dekade, para peneliti telah terinspirasi oleh hewan untuk mengembangkan robot lompat.


Pada 2016, peneliti merancang robot yang terinspirasi oleh semak kecil bernama garam yang bisa melompat hingga 10 kali tingginya. Namun, ketinggian hewan untuk melompat dibatasi oleh otot, sehingga para peneliti memilih perangkat yang dirancang secara ergonomis.


"Jumlah lompatan biologis dibatasi oleh pekerjaan yang dapat dilakukan oleh satu aktuator linier (otot)," para peneliti menjelaskan dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature.


"Sebaliknya, ratchet atau penggerak putar dapat 'menggandakan' pada benturan atau siklus berulang, sehingga ketinggian lompatan perangkat desain bisa jauh lebih tinggi."